Jumat, 22 Oktober 2010

Islam Dan Kesejahteraan

Islam Dan Kesejahteraan
Tuesday, 12 October 2010 09:42 Zarkasih

Oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

Selama ini tatkala orang berbicara tentang Islam, maka yang terpikirkan adalah kegiatan spiritual, seperti dzikir, shalat, puas, haji, akad nikah, dan kematian dan sejenisnya. Cara berpikir seperti itu sebenarnya memang tidak salah, oleh karena Islam juga memberikan tuntunan tentang bagaimana melakukan ritual untuk membangun kehidupan spiritual yang sehat.
Akan tetapi sebenarnya, Islam tidak saja berisi tuntunan tentang kehidupan spiritual. Lebih dari itu Islam juga memiliki misi untuk membangun kesejahteraan, baik secara individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Islam adalah ajaran tentang bagaimana meraih kesejahteraan, baik sejahtera di dunia maupun di akherat. Dalam Islam kesejahteraan itu harus diraih dengan berbagai cara, ----- yang dibolehkan, hingga berdoa, memohon kepada Allah.

Oleh karena itu, berbicara tentang Islam adalah berbicara tentang kesejahteraan, yaitu kesejahteraan menurut pandangan Islam. Kesejahteraan menurut Islam tidak saja sebatas menyangkut kehidupan lahir, melainkan juga aspek batin. Karena itu, lingkup kesejahteraan dalam Islam lebih luas, yaitu lahir dan sekaligus batin. Juga tidak saja pada kesejahteraan di dunia, melainkan juga kesejahteraan di akherat. Dengan demikian, Islam sebenarnya, memiliki jangkauan yang lebih luas dan komprehensif. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa Islam adalah ajaran yang bersifat universal.

Ada lima misi Islam yang harus dilihat secara utuh, yaitu sebagai berikut : Pertama, Islam mengajak umatnya untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya. Islam menganjurkan agar kaum muslimin menuntut ilmu, sejak dari ayunan hingga liang lahat. Demikian juga, terdapat anjuran, agar umat Islam mencari ilmu sekalipun ke tempat sejauh. Disebutkan, sekalipun ke negeri Cina. Penyebutan Cina, ketika itu menggambarkan tempat yang jauh. Betapa pentingnya mencari ilmu dapat direnungkan dari al Qur'an. Ayat yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. Selain itu salah satu asma'ul husna yang disebutkan pertamakali adalah al Kholiq, ialah Yang Maha Pencipta. Demikian pula, misi Rasulullah yang pertama kali disebut adalah tilawah, yakni membaca. Memperhatikan dari itu semua, sebenarnya betapa Islam menempatkan ilmu pada posisi yang amat strategis, dan menganjurkan umatnya untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Kedua, kehadiran Islam adalah membawa misi untuk membangun manusia unggul. Setelah menunjukkan betapa pentingnya ilmu, manusia diingatkan tentang pribadi yang kokoh. Pribadi yang kokoh adalah pribadi yang memiliki kharakter, yaitu (1) bertauhidan yang kuat, (2) menjadi orang yang bisa dipercaya, dan (3) menjadi pribadi yang bersih atau tazkiyatun nafs. Seseorang yang bertauhid secara kokoh, maka ia akan merasa merdeka di hadapan siapapun, kecuali di hadapan Allah swt. Ia tidak akan merasa rendah diri dan tergantung dengan siapapun. Seseorang yang bertaauhid hanya takut kepada Allah, dan tidak terikat dan tergantung dengan siapapun. Selain bertauhid, seorang yang memiliki pribadi unggul, adalah orang yang bisa dipercaya. Nabi Muhammad adalah seorang yang terpercaya, sehingga diberi sebutan al amien. Dengan demikian, menjadi Islam artinya adalah menjadi orang yang dapat dipercaya. Sedangkan ciri seorang unggul lainnya adalah memiliki jiwa, pikiran, perbuatan, dan bahkan raga yang bersih. Seorang muslim seharusnya selalu menjaga pikirannya, jiwanya, perkataannya dan raganya dari semua hal yang menjadikan dirinya kotor. Dalam hal mencari rizki misalnya, seorang muslim harus selektif, yaitu hanya mau menerima dan atau mendapatkan yang halal dan baik.

Ketiga, Islam hadir di muka bumi membawa misi untuk menawarkan tatanan sosial yang setara dan berkeadilan. Bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Arab terdiri atas berbagai kabilah. Di antara masing-masing kabilah mereka berkompetisi, berebut, dan bahkan juga konflik. Mereka berebut apa saja, harta benda, kehormatan, prestise, kekuasaan, untuk mendapatkan kemenangan atau yang terbanyak. Akibatnya, banyak orang yang dirugikan dan menderita. Mereka yang lemah, kalah, dan tersisih bukannya dibantu, melainkan dijadikan budak. Maka terjadilah penindasan dan bahkan juga perbudakan. Islam hadir untuk mengubah masyarakat yang demikian itu dan membangun tatanan sosial yang adil dan setara.

Keempat, Islam memberikan tuntunan tentang bagaimana ritual dijalankan. Di antaranya Islam mengajarkan kepada umat manusia agar selalu berdzikir, yaitu ingat Allah pada setiap saat. Masih terkait dengan kegiatan ritual, Islam mengajarkan tentang shalat ----baik shalat wajib maupun sunnah, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Mestinya petunjuk dan perintah menjalankan ritual ini cukup segera dijalankan. Akan tetapi yang terjadi, justru banyak diperdebatkan. Banyak orang berdebat dan berselisih tentang pelaksanaan ritual. Akibatnya banyak perpecahan di kalangan umat Islam sebagai buah dari berdebat tentang ritual. Organisasi sosial keagamaan yang beraneka ragam dan berbeda-beda di mana-mana, lahir karena adanya perbedaan dalam mengintepretasi dan menjalankan ritual ini.

Kelima, Islam memberikan konsep tentang amal shaleh. Pengertian amal shaleh adalah sedemikian luas dan indah. Amal artinya bekerja, sedangkan shaleh adalah benar, lurus, tepat, cocok, sehingga dengan demikian, amal shaleh akan lebih tepat jika dimaknai bekerja secara professional. Islam memberikan ajaran kepada kaum muslimin, agar tatkala bekerja harus dilakukan secara professional. Dikatakan dalam sebuah hadits Nabi, bahwa jika amanah diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. Maka dari sini tampak, bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme.


Manakala kelima misi Islam, yaitu (1) menjadikan umatnya kaya ilmu pengetahuan, (2) menjadi pribadi unggul, (3) berhasil membangun tanan sosial yang setara dan berkeadilan, (4) menjalankan ritual untuk membangun kekuatan spiritual, dan (5) selalu bekerja secara professional atau amal saleh, maka kaum muslimin akan meraih keunggulan dari umat lainnya. Dengan demikian, Islam akan benar-benar membawa umatnya meraih kesejahteraan secara sempurna. Dan misi inilah sebenarnya yang harus ditangkap dan dikembangkan oleh umat Islam, manakala ingin meraih keunggulan dan sekaligus kesejahteraan bagi semua. Wallahu a'lam.

Penulis adalah Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Tidak ada komentar: